Agen Bola Terbesar

Benny Fajarai, Founder CEO Qlapa Masuk Dalam Daftar Forbes '30 Under 30 Asia'

Benny Fajarai, Founder CEO Qlapa Masuk Dalam Daftar Forbes '30 Under 30 Asia'


Indobetplay.com - Media bisnis ternama dunia, Forbes, melansir daftar '30 Under 30 Asia' dalam laman situsnya. Daftar tersebut memberikan deretan nama wirausahawan, inovator, serta pemimpin muda dari berbagai sektor di bawah usia 30 tahun di wilayah Asia yang dianggap sebagai pemimpin menjanjikan, entrepreneur andal, dan game changer, yang dianggap memiliki kualifikasi menjanjikan sesuai dengan rekam jejak mereka selama ini.

Ada beberapa nama anak muda Indonesia yang masuk kedalam daftar tersebut, satu diantaranya adalah Benny Fajarai (25) co founder sekaligus CEO situs qlapa.com yang merupakan pemuda asal Pontianak. Berawal dari awal masa kuliah di bidang IT di Bina Nusantara Jakarta, ia pun kemudian berkeinginan untuk menjadi enterpreneur di bidang teknologi dan hal-hal yang berkaitan dengan kreatifitas serta kerajinan tangan.

"Sejak lulus kuliah saya merintis perusahaan yang namanya kreavi.com sebuah situs jejaring sosial untuk desainer seluruh indoneia. Kita merangkul 30-an ribu desainer untuk ngumpul di suatu wadah online dan menunjukkan karya-karya mereka. Selama perjalanannya sudah keliling Indonesia dan ngobrol dengan teman-teman tentang kreavi ini," ungkap pemuda kelahiran Pontianak, 27 April 1990 silam.

Akhirnya pada pertengahan tahun 2015, ia kemudian melepaskan kreavi untuk meraih mimpi yang lebih besar dengan melanjutkan bisnis di dunia kerajinan tangan Indonesia. Ini dilakukannya dengan harapan bisa berkontribusi kepada pengrajin dan produk lokal agar lebih dikenal lagi oleh masyarakat lokal maupun luar negeri lewat qlapa.com

"Idenya sendiri muncul ketika saya ke Bali, saat itu saya pergi kepasar seni di sana saya melihat banyak kerajinan tangan yang bagus dan keren. Pengunjung asing sangat tertarik membeli dalam jumlah yang tak sedikit. Dari sana saya mulai terinspirasi dan memulai riset ternyata kerajinan tangan indonesia itu sangat besar, konsumsi rumah tangganya mencapai Rp 150 triliun per tahun sedangkan ekspornya mencapai Rp 30 triliun per tahun dan industri kreatif ketiga terbesar itu kerajinan tangan setelah makanan dan fashion," jelasnya.

Ia kemudian melihat hal ini memiliki potensi yang besar bagi Indonesia. Meski saat ini industri kerajinan belum seterkenal elektronik dan fashion tetapi secara kerajinan Indonesia lebih diakui dimata Internasional. Potensi ini diakuinya sangat besar tetapi masih bisa digali lagi, apalagi di zaman teknologi dimana kita bisa menghubungkan banyak orang di Internet, management informasi juga lebih mudah bagi berbagai pihak jika gunakan teknologi.

"Disitu saya ingin bikin Qlapa sebagai wadah pengrajin untuk memasarkan produk mereka kepada pembeli, pembeli juga lebih mudah menemukan produk-produk unik yang dibuat oleh pengrajin kita. Dalam perjalanannya saya kemudian bangun tim, Qlapa itu launching 1 November 2015, sudah 4 bulan ini perjalanannya sangat menarik banyak tantangan yang dihadapi. Dari sisi sumberdayanya kita masih mengejar ketertingglan karena lulusan kita ini belum sesuai dengan kebutuhan industri, kemudian dari sisi pemahaman pengrajin dengan teknologi masih harus diperbaiki, tidak semua melek teknologi jadi kita harus mengajari mereka dulu," ceritanya.

Untuk produsen yang belum mengerti tentang teknologi, pihaknya membantu untuk mengupload foto produk kerajinan. Tetapi bagi generasi lebih muda tentu sudah lebih paham terhadap teknologi ini.
Dari sisi transaksi juga tidak terlalu sulit, Qlapa menghubungkan pembeli dan penjual secara langsung jika customer suka tinggal membayar dan penjual yang memproses pengiriman barang, jika barang telah dikirim pihak Qlapa akan langsung mengirim uang ke penjual.

"Jadi penjual dan pembeli tidak perlu negosiasi lagi tidak perlu panjang lebar. Penjual tidak perlu mengurusi marketing serta customer service. kalau ada pembelian dikirimkan barangnya ke pembeli setelah itu kami kirimkan uangnya ke penjual. Saat ini produk yang tersedia sudah mencapai belasan ribu, sedangkan penjual juga sudah ribuan," katanya.

Dikatakannya peminat pasar sangat besar, banyak orang luar negeri juga tertarik dengan produk kerajinan dalam negeri ini. Selama beberapa bulan transaksi juga sangat lancar meski ia belum bisa menyebutkan angka pasti berapa pendapatan yang telah diperoleh. Kedepan Qlapa akan masih memperbanyak produk yang dijual, fitur-fitur juga akan semakin banyak untuk mempermudah transaksi, yang tak ketinggalan adalah promosi yang akan semakin gencar.

"Kita itu negara berkembang, secara sumber daya alam kita sudah lumayan bersaing, potensi kita yang tidak boleh ketinggalan adalah industri kreatifnya, dengan memberdayakan kreatifitas ini kita bisa menaikkan ekonomi kreatif dengan menaikan sumber daya yang ada serta menciptakan yang lebih besar lagi. kalau kita hanya jual kayu atau rotan tidak akan sebagus kalau kita jual produk kerajinan olahan yang sudah jadi," ujar Benny.

"Harapan ke depan semoga saya bisa terus mendapat kesempatan untuk belajar, bisa kerjasama dengan lebih banyak orang lagi dan membantu lebih banyak orang. Semoga indonesia juga masyarakat bisa melihat betapa besar potensi dunia IT kita dan bisa merangkul berbagai pihak satu sama lain untuk berkontribusi," tuturnya.
Share on Google Plus

About jenipatty

0 komentar:

Posting Komentar