Jalan - Jalan ke Pulau Jeju Korea
Indobetplay.com - Pulau Jeju (atau disebut juga Cheju) sering disebut-sebut sebagai pulau Balinya Korea Selatan. Sebagian orang juga menyebutnya Hawaii-nya Korea Selatan. Yang jelas, pulau yang terletak di antara Semenanjung Korea dan Jepang ini, memang menjadi tujuan berbulan madu bagi warga Korea, karena keindahan alamnya berupa pantai, pegunungan, dan taman-taman yang indah.
Pulau ini ternyata sama ramainya dengan Seoul. Bedanya, jalan raya di sini lebih sempit, mepet seukuran dua jalur mobil saja.
Seperti umumnya kawasan pusat turis, sepanjang jalan berjejer aneka resto, tempat karaoke, butik, dan toko kosmetik. Kaum muda Korea dengan dandanan keren terlihat hilir mudik di jalan-jalan ini. Prianya memakai jaket dan syal, sedangkan wanitanya mengenakan rok mini dipadu legging. Pariwisata memang menjadi salah satu andalan pulau berpenghuni 530.000-an penduduk ini.
Disini tersedia menu tradisional Korea di sebuah restoran, yakni bibimbap (nasi campur sayuran dan daging), naengmyeon (mie yang disajikan dengan kaldu daging dingin), dan tteokbokki (kue beras pedas). Perpaduan nasinya yang gurih, daging rebusnya yang pedas, terasa pas di lidah.
Pulau Jeju disebut juga pulau vulkanik. Di sini pula terdapat gunung berapi tertinggi di Korea, Gunung Halla. Jeju sendiri terbentuk akibat letupan vulkanik sekitar 2 juta tahun silam. Hal ini membuat Jeju memiliki kontur alam yang unik.
Salah satunya adalah banyaknya gua-gua yang terbentuk dari lahar yang mendingin. Gua yang terpanjang adalah Gua Manjanggul di Gujwa-eup, Jeju City. Total panjang gua mencapai 7.416 kilometer. Tetapi yang dibuka untuk umum hanyalah sepanjang satu kilometer saja. Dari sekian banyak gua di Jeju, Manjanggul adalah gua yang paling menarik berkat bentuk batu-batuannya yang unik dan minimnya habitat kelelawar.
Saat musim panas, udara di dalam gua akan terasa sangat dingin, sedangkan pada musim dingin, udara justru terasa hangat. Kami datang pada musim semi sehingga sempat merasakan dinginnya suhu 13 derajat Celcius di dalam gua (padahal di luar suhunya 24 derajat Celcius).
Serasa beraksi menjadi peneliti, kami berjalan melalui genangan air dan bebatuan yang curam. Untunglah, gua ini tak terlalu gelap, ada cahaya dari lampu temaram yang memudahkan kami untuk berjalan dan melihat lahar membeku. Salah satu yang menarik perhatian kami adalah stone turtle, batu pecahan lahar yang (anehnya) berbentuk seperti kura-kura. Lava column atau pilar lahar setinggi 7,6 meter juga pemandangan langka yang bisa ditemui.
0 komentar:
Posting Komentar