![]() |
Da Hong Pao, Teh Termahal di Dunia Karena Kelangkaannya - Berita Harian Terkini - Kuliner |
Mengeluarkan jutaan rupiah untuk satu teko teh mungkin terdengar berlebihan. Tapi ada pencinta teh mau membayar harga ini demi mencicip teh terlangka di dunia. Teh ini berasal dari sebuah pegunungan di China.
Teh Da Hong Pao mendapat predikat teh termahal di dunia karena kelangkaannya. Ahli teh China, Xiangning Wu menjelaskan hampir tidak ada pohon teh Da Hong Pao yang tersisa kini. Varietas teh antik ini kabarnya tumbuh di pegunungan Wuyi, Provinsi Fujian, China.
Selain itu, teh Da Hong Pao mendapat perlakuan istimewa dari para pembuat teh generasi tua di China. Tiap musim semi ada ritual berdoa pada Lu Yu yang dianggap sebagai Tuhan teh agar tumbuh tunas baru dari teh ini. Beberapa laporan menyebut daun teh Da Hong Pao juga dilap dengan susu kambing saat tumbuh. Setelah panen, daun tersebut dipanggang dan didiamkan hingga 80 tahun agar rasanya makin kuat.
Legenda mengatakan teh Da Hong Pao asli memiliki manfaat kesehatan luar biasa. Konon ibu Kaisar Ming sembuh dari sakitnya karena meminum teh ini. Semenjak kejadian tersebut, sang kaisar selalu menyelipkan daun-daunan obat dalam jubah merah yang dikenakannya. Inilah alasan mengapa teh disebut Da Hong Pao yang berarti Jubah Merah Besar dalam bahasa Indonesia.
Seorang penulis perjalanan, Theodora Sutcliffe baru-baru ini mengunjungi kota Wuyishan di gunung untuk mencari tahu tentang teh Da Hong Pao. Menurutnya, tidak semua jenis teh ini mahal. "Meski begitu teh versi tua dan antik berharga sangat mahal. Per kilogramnya mencapai 100 USD atau sekitar Rp 1,3 juta di Wuyishan.
Sutcliffe menjelaskan tiap Da Hong Pao asli berasal dari daun teh yang dipotong dari 1 pohon induk. Pohon-pohon asli inilah yang menghasilkan teh original langka.
Semak-semak asli Da Hong Pao dianggap sangat berharga sehingga disimpan dibawah penjagaan ketat setiap saat. Daun teh ini juga tidak mudah didapat. Hanya broker khusus yang bisa menghubungkan pembeli kaya dari China dengan produsen teh yang tepat.
Tak hanya di China, teh ini juga menarik minat para penikmat teh di luar sana. Bahkan pada tahun 1849, ahli botani Inggris bernama Robert Fortune mengunjungi Wuyishan diam-diam untuk mendapatkan beberapa bibit Da Hong Pao. Ia lalu menanam bibit ini di India, meskipun pada akhirnya gagal.
Namun misi menyamar Fortune terbilang sukses. Ia berhasil dianggap sebagai warga lokal, mengambil bibit, dan mengorek informasi berharga seputar budidaya teh. Fortune lalu menggabungkan benih Da Hong Pao dengan teh asli India. Menurut Sutcliffe, kejadian ini merupakan awal terbentuknya industri teh seperti sekarang yang bernilai miliaran dollar per tahun.
Da Hong Pao asli kini sudah sangat langka. Daun teh yang beredar sekarang adalah hasil panen beberapa tahun lalu. Sutcliffe menyebut semak-semak berusia 350 tahun dipanen terakhir kali tahun 2005. Saat ini tidak ada lagi pertumbuhan baru.
"Pada 1 Mei, segera setelah panen teh dimulai, karpet merah akan digelar untuk meniru hadiah kaisar. Akan ada wanita cantik mengenakan kostum tradisonal menaiki pijakan berlumut dan melakukan ritual. Tapi tidak akan ada panen. Ini berarti beberapa gram teh Da Hong Pao yang tersisa sekarang akan disimpan para kolektor teh, dikeringkan tiap tahun untuk meningkatkan cita rasanya, dan memiliki harga amat tinggi. Mungkin semahal berlian pada suatu waktu," tutur Sutcliffe.
Kalau tertarik menyesap teh langka ini, Royal China Club di pusat kota London masih menyediakannya. Harga yang ditawarkan sekitar Rp 3,3 juta per teko untuk empat cangkir kecil.
Informasi berita Silet hari ini dan Gossip Artis bisa baca di situs ini !!
Dapatkan juga berita politik & berita mancanegara di situs ini !
0 komentar:
Posting Komentar